Senyum merupakan tawa tanpa suara yang hanya tampak pada sikap bibir, mata dan wajah. Senyum hiasan wajah yang indah dari manusia. Senyum merupakan bumbu sedap dalam meramu bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda. Pengalaman pribadi mengajarkan demikian. Ketika saya bersama keluarga datang ke salah satu toko elektronik A, setelah melihat barang-barang elektronik yang akan saya beli dan sudah cocok akhirnya saya bertemu customer service-nya, seorang wanita. ”Mbak saya bisa nggak bertemu dengan Bosmu?”. Saya dijawab dengan nada yang tidak enak di dengar di telinga tanpa senyum ”Tidak bisa! Dia pergi ke luar kota”.
Begitu saya sampai di toko F, saya langsung disambut oleh karyawannya dengan senyum ramah. ”Bagaimana kabarnya Pak Yanto? Lama tidak ke sini?” tanya mereka. Kemudian saya jawab ”Baik”. Kemudian istri saya menanyakan beberapa barang elektronik yang ingin dibelinya. Kemudian saya bertanya ”Bosmu ada?”. ”Ada Pak Yanto, tapi masih ada tamu” jawab mereka sambil menyediakan minuman aqua untuk saya dan keluarga. Saya minta secarik kertas, kemudian saya menulis nama saya dan sedikit saya minta dilayani. ”Bolehkan saya minta tolong kertas ini Anda sampaikan kepada Bosmu?”. Secarik kertas tersebut dibawa masuk ke ruang Bosnya dan disampaikan kepada Bosnya. Tidak begitu lama Bosnya, keluar menemui saya dan istri saya, sambil menyapa saya ”Bagaimana kabarnya Pak Yanto? Kemudian dilanjutkan kepada istri saya ”Lama nggak ke sini ya Bu?”. Percakapan berlangsung dengan senyum penuh keakraban.
Istri saya menanyakan barang-barang kepada Bos toko F tersebut dan istri saya diberi harga istimewa. Saya melihat bahwa harga untuk Televisi di toko F lebih mahal Rp. 25.000 dibandingkan toko A demikian juga harga mesin cuci dan harga lemari es, tetapi kami berdua memutuskan untuk membeli di toko F tersebut. ”Bu apa ada lagi yang dapat saya bantu?” tanya Bos toko F kepada istri saya. ”Sudah cukup” jawab istri saya. ”Saya ke dalam dulu ya Bu” Bos toko F minta izin kepada istri saya. ”Silakan Bu” jawab istri saya. Kemudian istri saya dilayani oleh karyawannya. ”Saya belum bawa uang untuk membeli barang-barang ini” kata istri saya. ”Tidak apa-apa Bu. Barangnya di antar sekarang atau besok Bu?” kata karyawan tersebut. ”Bayarnya bagaimana?” tanya istri saya. ”Gampang Bu. Pakai Credit Card atau Debit Card Bu atau ditransfer lewat ATM. Nanti setelah Ibu transfer dititipkan saja kertas cetakannya pada yang mengantar barang” jawab karyawan tersebut. Akhirnya saya dan istri saya memutuskan untuk membeli di toko F tersebut.
Hal ini juga didukung oleh survei dari US News and World Report, bahwa pelanggan pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, 69% disebabkan oleh karena tidak dilayani oleh karyawannya dengan baik. Produk yang tidak sesuai hanya menempati urutan kedua, yaitu 12% dan harga hanya 10% serta lokasi hanya 9%. Ternyata senyum merupakan awal dari pelayanan yang baik yang nilainya puluhan juta, bahkan miliaran rupiah. Senyum dapat meredakan konflik sebesar 94%. Senyum adalah sodaqoh.
Sumber Artikel : M.suyanto
Begitu saya sampai di toko F, saya langsung disambut oleh karyawannya dengan senyum ramah. ”Bagaimana kabarnya Pak Yanto? Lama tidak ke sini?” tanya mereka. Kemudian saya jawab ”Baik”. Kemudian istri saya menanyakan beberapa barang elektronik yang ingin dibelinya. Kemudian saya bertanya ”Bosmu ada?”. ”Ada Pak Yanto, tapi masih ada tamu” jawab mereka sambil menyediakan minuman aqua untuk saya dan keluarga. Saya minta secarik kertas, kemudian saya menulis nama saya dan sedikit saya minta dilayani. ”Bolehkan saya minta tolong kertas ini Anda sampaikan kepada Bosmu?”. Secarik kertas tersebut dibawa masuk ke ruang Bosnya dan disampaikan kepada Bosnya. Tidak begitu lama Bosnya, keluar menemui saya dan istri saya, sambil menyapa saya ”Bagaimana kabarnya Pak Yanto? Kemudian dilanjutkan kepada istri saya ”Lama nggak ke sini ya Bu?”. Percakapan berlangsung dengan senyum penuh keakraban.
Istri saya menanyakan barang-barang kepada Bos toko F tersebut dan istri saya diberi harga istimewa. Saya melihat bahwa harga untuk Televisi di toko F lebih mahal Rp. 25.000 dibandingkan toko A demikian juga harga mesin cuci dan harga lemari es, tetapi kami berdua memutuskan untuk membeli di toko F tersebut. ”Bu apa ada lagi yang dapat saya bantu?” tanya Bos toko F kepada istri saya. ”Sudah cukup” jawab istri saya. ”Saya ke dalam dulu ya Bu” Bos toko F minta izin kepada istri saya. ”Silakan Bu” jawab istri saya. Kemudian istri saya dilayani oleh karyawannya. ”Saya belum bawa uang untuk membeli barang-barang ini” kata istri saya. ”Tidak apa-apa Bu. Barangnya di antar sekarang atau besok Bu?” kata karyawan tersebut. ”Bayarnya bagaimana?” tanya istri saya. ”Gampang Bu. Pakai Credit Card atau Debit Card Bu atau ditransfer lewat ATM. Nanti setelah Ibu transfer dititipkan saja kertas cetakannya pada yang mengantar barang” jawab karyawan tersebut. Akhirnya saya dan istri saya memutuskan untuk membeli di toko F tersebut.
Hal ini juga didukung oleh survei dari US News and World Report, bahwa pelanggan pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, 69% disebabkan oleh karena tidak dilayani oleh karyawannya dengan baik. Produk yang tidak sesuai hanya menempati urutan kedua, yaitu 12% dan harga hanya 10% serta lokasi hanya 9%. Ternyata senyum merupakan awal dari pelayanan yang baik yang nilainya puluhan juta, bahkan miliaran rupiah. Senyum dapat meredakan konflik sebesar 94%. Senyum adalah sodaqoh.
Sumber Artikel : M.suyanto
0 komentar: on "SENJATA BISNIS"
Posting Komentar