Alat analisis yang masih cukup ampuh untuk mengetahui jatuh bangunnya suatu negara dikemukakan oleh Ibnu Khaldun pada 808 H.(1406) dalam bukunya Muqaddimah. Ibnu Khaldun memberikan sumbangan tentang prinsip-prinsip ekonomi dengan lintas disiplin model dinamik (Chapra, 2000). Keseluruhan model Ibnu Khaldun dapat diringkas dalam nasihatnya kepada para raja sebagai berikut : (1) Kekuatan kedaulatan (al-mulk) tidak dapat dipertahankan kecuali dengan mengimplementasikan syariah, (2) Syariah tidak dapat diimplementasikan kecuali oleh sebuah kedaulatan (al-mulk). (3). Kedaulatan tak akan memperoleh kekuatan kecuali bila didukung oleh sumber daya manusia (ar-rijal). (4). Sumber daya manusia tidak dapat dipertahankan kecuali dengan harta benda (al –mal). (5). Harta benda tidak dapat diperoleh kecuali dengan pembangunan (al – imarah). (6). Pembangunan tidak dapat dicapai kecuali dengan keadilan (al-adl). (7) Keadilan merupakan tolok ukur (al-mizan) yang dipakai Allah untuk mengevaluasi manusia dan (8) Kedaulatan mengandung muatan tanggung jawab untuk menegakkan keadilan.
Nasihat ini, dalam ucapan Ibnu Khaldun sendiri, terdiri dari, delapan prinsip (kalimat hikamiyyah) dari kebijaksanaan politik , masing-masing dihubungkan dengan yang lain untuk memperoleh kekuatan, dalam sebuah alur daur di mana permulaan dan akhir tidak dapat dibedakan. Hal ini mencerminkan karakter dinamik dan lintas disiplin dari analisis Ibnu Khaldun. Ia bersifat lintas disiplin karena menghubungkan semua variabel politik dan sosioekonomi yang penting, seperti Syariah (S), otoritas politik atau wazi (G), manusia atau rijal (N), harta benda atau mal (W), pembangunan atau imarah (g) dan keadilan atau al-adl (j), dalam sebuah daur perputaran interdependen, masing-masing mempengaruhi yang lain dan pada gilirannya akan dipengaruhi oleh yang lain pula. Mengingat operasi daur ini terjadi dalam sebuah reaksi berantai dalam suatu perioede yang panjang suatu dimensi dinamisme dimasukkan ke dalam keseluruhan analisis dan membantu menjelaskan bagaimana faktor-faktor politik, moral, sosial dan ekonomi berinteraksi terus menerus dan mempengaruhi kemajuan dan kemunduran atau jatuh dan bangunnya suatu peradaban. Dalam suatu analisis jangka panjang seperti ini, tidak berlaku anak kalimat ceteris paribus karena tak ada variabel yang konstan (tetap). Salah satu varibel bertindak sebagai mekanisme pemicu dan yang lain dapat bereaksi dalam cara yang sama, keseluruhan dalam salah satu sektor tidak akan merembes kepada variabel yang lain dan ini mengakibatkan kemungkinan diperbaikinya sektor yang tengah mengalami kerusakan seiring dengan perjalan waktu atau kemerosotan peradaban akan terjadi secara pelan. Akan terjadi sektor-sektor yang lain itu bereaksi pada arah yang sama dengan mekanisme pemicu, keseluruhan akan memperoleh momentum melalui suatu reaksi berantai yang saling berhubunghan sedemikian rupa sehingga sulit mengindentifikasi sebab dari akibat. Daur sebab akibat ini dinamakan Daur Keadilan yang dapat dipakai sebagai alat analisis yang cukup ampuh.
Sumber Artikel :M.Suyanto
Nasihat ini, dalam ucapan Ibnu Khaldun sendiri, terdiri dari, delapan prinsip (kalimat hikamiyyah) dari kebijaksanaan politik , masing-masing dihubungkan dengan yang lain untuk memperoleh kekuatan, dalam sebuah alur daur di mana permulaan dan akhir tidak dapat dibedakan. Hal ini mencerminkan karakter dinamik dan lintas disiplin dari analisis Ibnu Khaldun. Ia bersifat lintas disiplin karena menghubungkan semua variabel politik dan sosioekonomi yang penting, seperti Syariah (S), otoritas politik atau wazi (G), manusia atau rijal (N), harta benda atau mal (W), pembangunan atau imarah (g) dan keadilan atau al-adl (j), dalam sebuah daur perputaran interdependen, masing-masing mempengaruhi yang lain dan pada gilirannya akan dipengaruhi oleh yang lain pula. Mengingat operasi daur ini terjadi dalam sebuah reaksi berantai dalam suatu perioede yang panjang suatu dimensi dinamisme dimasukkan ke dalam keseluruhan analisis dan membantu menjelaskan bagaimana faktor-faktor politik, moral, sosial dan ekonomi berinteraksi terus menerus dan mempengaruhi kemajuan dan kemunduran atau jatuh dan bangunnya suatu peradaban. Dalam suatu analisis jangka panjang seperti ini, tidak berlaku anak kalimat ceteris paribus karena tak ada variabel yang konstan (tetap). Salah satu varibel bertindak sebagai mekanisme pemicu dan yang lain dapat bereaksi dalam cara yang sama, keseluruhan dalam salah satu sektor tidak akan merembes kepada variabel yang lain dan ini mengakibatkan kemungkinan diperbaikinya sektor yang tengah mengalami kerusakan seiring dengan perjalan waktu atau kemerosotan peradaban akan terjadi secara pelan. Akan terjadi sektor-sektor yang lain itu bereaksi pada arah yang sama dengan mekanisme pemicu, keseluruhan akan memperoleh momentum melalui suatu reaksi berantai yang saling berhubunghan sedemikian rupa sehingga sulit mengindentifikasi sebab dari akibat. Daur sebab akibat ini dinamakan Daur Keadilan yang dapat dipakai sebagai alat analisis yang cukup ampuh.
Sumber Artikel :M.Suyanto
1 komentar: on "ALAT ANALISIS JATUH DAN BANGUNNYA NEGARA"
pengen dapet duit sampingan ikut yuk http://adf.ly/?id=26253
Posting Komentar