Kamis, 19 November 2009

AKU LEBIH MENYAYANGIMU

Kalah-Kalah akan menghasilkan orang yang akan balas dendam, buta terhadap kenyataan bahwa pembunuhan adalah bunuh diri. Balas dendam adalah pedang bermata dua, dapat membunuh musuh sekaligus dapat membunuh diri sendiri. Ada orang yang menjadi berpusat pada musuh, begitu terobsesi sepenuhnya dengan perilaku lawannya sampai-sampai menjadi buta terhadap segalanya kecuali keinginan mereka agar orang itu kalah, konflik bermusuhan, filosofi perang yang sangat melelahkan. Kalah-Kalah juga merupakan filosofi orang yang sangat bergantung, tanpa arahan dari dalam, yang menderita dan berpikir semua orang lain harus menderita pula. Sebaliknya, Menang-Menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus menerus mencari keuntungan bersama dalam semua interaksi manusia. Menang-Menang berarti bahwa kesepakatan atau solusi memberikan keuntungan timbale balik. Dengan solusi Menang-Menang, semua pihak merasa senang dengan keputusannya dan merasa terikat dengan rencana tindakaanya.

Menang-Menang melihat kehidupan sebagai arena yang kooperatif, bukan kompetitif. Kebanyakan orang cenderung berpikir secara dikotomi, kuat atau lemah, keras atau lunak, manang atau kalah. Akan tetapi berpikir seperti ini pada dasarnya cacat. Cara berpikir ini didasarkan pada kekuasaan dan posisi dan bukan pada prinsip. Menang-Menang didasarkan pada paradigma bahwa ada banyak untuk setiap orang, bahwa keberhasilan satu orang tidak dicapai dengan mengorbankan atau menyingkirkan keberhasilan orang lain. demikianlah kata. Stephen R. Covey.

Berpikir Menang-Menang merupakan kebiasaan kepemimpinan antar pribadi, yang memerlukan latihan pada anugrah manusia yang unik, misalnya hati nurani, kesadaran diri, imajinasi dan kehendak bebas yang dibingkai dengan akhlak yang mulia dan ketaatan kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Akhlak merupakan dasar dari Menang-Menang dan yang lainnya dibangun atas dasar akhlak tersebut. Kelembutan hati, kepemaafan, empati kepada orang lain, berkomunikasi dengan mendengar aktif, bekerja keras dan selalu bersrah diri kepada Allah merupakan akhlak yang mulia.

Komunikasi empatik merupakan komunikasi dengan mendengar aktif, yaitu komunikasi dengan merespon apa yang dikatakan, dimaksudkan dan perasaan lawan bicara. Komunikasi tersebut lawan bicara menyelesaikan masalahnya sendiri. Komunikasi empatik merupakan lingkaran pusat kepemimpinan yang sukses. Suatu ketika Ali bin Abi Thalib (menantu dan keponakan Rasulullah) bertanya kepada Rasulullah tentang cintanya kepadanya dan Fatimah (putri Rasulullah). “Ya Rasulullah. mengapa Engkau lebih mencintai Fatimah daripada aku?” Tanya Ali. Rasulullah tersenyum kemudian menjawab “Ya Ali, aku memang lebih mencintai Fatimah daripada kamu, tetapi aku lebih menyayangimu daripada Fatimah”.


Sumber Artikel :M.Suyanto

Read Also:



Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "AKU LEBIH MENYAYANGIMU"

Posting Komentar