Loyalitas pelanggan sejati tidak mungkin tercipta tanpa adanya hubungan emosional. Loyalitas adalah bukti dari emosi yang mentransformasikan perilaku pembelian berulang menjadi suatu hubungan. Jika pelanggan tidak merasakan adanya kecintaan atau kedekatan, maka hubungan antara pelanggan dan perusahaan tidak memiliki karakteristik suatu buhungan. Pelanggan itu sendiri mengetahui, dan mampu mengatakan, adanya keterikatan emosi antara mereka dengan sebuah perusahaan atau mereka dengan individu penyedia jasa. Mungkin mereka menyimpan kata itu untuk keluarga dekat atau teman pribadi. Akan tetapi mereka akan mengakui adanya perasaan dekat atau kecintaan mereka terhadap suatu perusahaan, sehingga mereka memiliki suatu taraf kenyamanan dalam berurusan dengan perusahaan tersebut. Mereka mungkin mulai menyebut toko itu sebagai ‘supermarketku”. Pada taraf tertentu mereka akan menyatakan bahwa mereka mempercayai perusahaan tersebut; bahwa mereka bergantung padanya. Akhirnya, jika perusahaan amat baik dalam mengelola hubungan pelanggan. Perusahaan mungkin akan mencapai suatu posisi yang membuat iri perusahaan lain, karena pelanggan tetapnya merasa bangga menjadi pelanggan perusahaan tersebut. Kunci sukses bagi banyak perusahaan terletak pada transformasi hubungan perilaku menjadi hubungan yang diwarnai oleh emosi positif semacam itu. Pada saat itulah sebuah perusahaan berada pada jalur yang tepat untuk menciptakan hubungan sejati dengan pelanggan. Patut dicontoh apa yang dilakukan di salah satu toko di kawasan Malioboro. Setelah selasai memilih barang yang akan debili, akhirnya istri saya membayar di kasir dan saya menemukan sesuatu yang menarik yang berhubungan dengan hubungan emosional. Manajemen toko tersebut memberikan hadiah “Tas Cantik bagi pelanggan yang menemukan karyawan tidak senyum, tidak menyapa dan tidak mengucapkan terima kasih”. Pelanggsan yang berada di sebelah saya memberikan usul kepada saya, “Dimarahi saja kasirnya Pak, biar kita dapat Tas Cantik”.
0 komentar: on "TAS CANTIK"
Posting Komentar