Kemasan juga harus mempunyai daya tarik emosional (elegan, prestis, keceriaan, lucu, nostalgia, menarik dan sebagainya) melalui penggunaan warna, bentuk, material kemasan dan perlengkapan lainnya. Dalam memroses informasi dan memilih berbagai alternatif produk, kita dapat mengelompokkan konsumen menjadi dua golongan. Golongan pertama adalah konsumen yang memroses informasi dan memilih berbagai alternatif produk dengan rasional, sangat menggunakan akal sehat, sistematis dan beralasan.
Golongan kedua merupakan konsumen yang sebaliknya, yaitu konsumen yang menggunakan emosi dalam upaya meraih kegembiraan, fantasi dan perasaan. Dengan demikian, bila konsumen membuat keputusan berdasarkan pada tujuan misalnya mendapat produk terbaik atau membuat pilihan yang hati-hati, maka kemasan harus menyediakan informasi yang nyata yang memadahi untuk memfasilitasi pilihan konsumen.
Sedangkan bila produk dibuat karena kesenangan atau hobi, fantasi dan menyentuh perasaan, maka kemasan harus berisi syarat kandungan emosional untuk mengaktifkan perilaku pembelian. Bahkan beberapa produk melakukan kombinasi antara rasional dan emosional. Kemasan yang melakukan kobinasi rasional dan emosional secara simultan menarik bagi akal sehat dan kebutuhan simbolis konsumen.
Kemasan Nyam Nyam menggunakan daya tarik emosi dengan menampilkan kemasan berbentuk kepala anak harimau yang bergembira karena sedang makan Nyam Nyam dan dihiasi pelangi di sebelahnya. Ada bentuk kepala anak harimau yang berwarna merah, hijau, kuning dan sebagainya, sehingga menarik bagi anak kecil. Kemasan mi sedap juga menggunakan daya tarik kombinasi dengan menampilkan kemasan plastik berwarna merah, kuning untuk mi kuah rasa ayam bawang, berwarna merah dan hijau sedikit kuning untuk mi kuah rasa soto dan berwarna merah dan kuning dan ada sedikit hijau untuk mi kuah rasa kari ayam. Ketiga kemasan tersebut ada tulisan Mi Sedaap Instant dan tulisan halal serta terdapat gambar mi yang telah dihidangkan serta asap yang keluar dari mi tersebut dengan tulisan ‘Jelas Terasa Sedapnya’, sehingga orang tertarik untuk membeli.
Meskipun demikian beberapa kemasan menggunakan daya tarik emosi berupa tarik seks, pada hal tidak ada hubungannya dengan seks. Kemasan seperti ini akan mendapat tanggapan negatif, bahkan menurut Eric Schulz merupakan salah satu dosa periklanan. Kemasan dengan daya tarik seks cenderung dihindari oleh orang tua yang mempunyai anak kecil, yang berakibat produk dengan kemasan sepert itu tidak dibeli. Lebih darti itu kemasan dengan daya tarik seks sering kali melanggar etika atau melanggar tuntunan agama. Terbukti kemasan dengan daya tarik seks kurang berhasil dalam penjualan dibanding kemasan dengan daya tarik yang lainnya. Barangkali tidak diberkahi oleh Tuhan.
Sumber Artikel : M.suyanto
Golongan kedua merupakan konsumen yang sebaliknya, yaitu konsumen yang menggunakan emosi dalam upaya meraih kegembiraan, fantasi dan perasaan. Dengan demikian, bila konsumen membuat keputusan berdasarkan pada tujuan misalnya mendapat produk terbaik atau membuat pilihan yang hati-hati, maka kemasan harus menyediakan informasi yang nyata yang memadahi untuk memfasilitasi pilihan konsumen.
Sedangkan bila produk dibuat karena kesenangan atau hobi, fantasi dan menyentuh perasaan, maka kemasan harus berisi syarat kandungan emosional untuk mengaktifkan perilaku pembelian. Bahkan beberapa produk melakukan kombinasi antara rasional dan emosional. Kemasan yang melakukan kobinasi rasional dan emosional secara simultan menarik bagi akal sehat dan kebutuhan simbolis konsumen.
Kemasan Nyam Nyam menggunakan daya tarik emosi dengan menampilkan kemasan berbentuk kepala anak harimau yang bergembira karena sedang makan Nyam Nyam dan dihiasi pelangi di sebelahnya. Ada bentuk kepala anak harimau yang berwarna merah, hijau, kuning dan sebagainya, sehingga menarik bagi anak kecil. Kemasan mi sedap juga menggunakan daya tarik kombinasi dengan menampilkan kemasan plastik berwarna merah, kuning untuk mi kuah rasa ayam bawang, berwarna merah dan hijau sedikit kuning untuk mi kuah rasa soto dan berwarna merah dan kuning dan ada sedikit hijau untuk mi kuah rasa kari ayam. Ketiga kemasan tersebut ada tulisan Mi Sedaap Instant dan tulisan halal serta terdapat gambar mi yang telah dihidangkan serta asap yang keluar dari mi tersebut dengan tulisan ‘Jelas Terasa Sedapnya’, sehingga orang tertarik untuk membeli.
Meskipun demikian beberapa kemasan menggunakan daya tarik emosi berupa tarik seks, pada hal tidak ada hubungannya dengan seks. Kemasan seperti ini akan mendapat tanggapan negatif, bahkan menurut Eric Schulz merupakan salah satu dosa periklanan. Kemasan dengan daya tarik seks cenderung dihindari oleh orang tua yang mempunyai anak kecil, yang berakibat produk dengan kemasan sepert itu tidak dibeli. Lebih darti itu kemasan dengan daya tarik seks sering kali melanggar etika atau melanggar tuntunan agama. Terbukti kemasan dengan daya tarik seks kurang berhasil dalam penjualan dibanding kemasan dengan daya tarik yang lainnya. Barangkali tidak diberkahi oleh Tuhan.
Sumber Artikel : M.suyanto
0 komentar: on "STRATEGI MERANCANG KEMASAN (2)"
Posting Komentar