Selasa, 10 November 2009

PASAR PADA MASA RASULULLAH (3)

Jumadi al Awwal atau berlangsung sebulan penuh. Hijar merupakan salah satu provinsi dari Bahrain pada masa Nabi Muhammad s.a.w.. Bahrain terletak di bagian timur Semenanjung Arabia, ditegaskan dalam hadits dengan Musnad Ahmad, yang membentang pada pantai Teluk Persia dari Basrah sampai Selat Hormuz yang lebih luas dari Bahrain saat ini. Penduduk yang tinggal di provinsi ini merupakan keturunan dari suku Bani Abdul Qais. Bahrain pada masa Rasulullah. terdiri dari tiga provinsi, yaitu Hijar (saat ini bernama Al-Hasa terletak di Saudi Arabia), Al-Katt (saat ini bernama Al-Qatif juga terletak di saudi Arabia) dan Awal (saat ini daerah inilah yang bernama Bahrain). Nama Awal digunakan sampai abad ke delapan, diambil dari nama sebuah berhala yang dijadikan sesembahan oleh penduduk di pulau tersebut sebelum datangnya Islam. Pusat pemujaan Awal bernama Muharraq.

Orang Bahrain merupakan di antara orang-orang pertama yang memeluk Islam. Orang Bahrain memeluk Islam pada 629 (tahun ke tujuh hijriah). Rasulullah memerintah Bahrain melalui perwakilannya, Al-Ala’a Al-Hadhrami. Ketika ratusan utusan datang pada Nabi setelah kemenangan kota Mekah, seorang diantaranya Abdul Qais, datang menemui Nabi. Selanjutnya, meminta agar mereka memanggil dan memberitahukan pemimpin mereka, yaitu Al-Ashajj. Ketika menghadap, Nabi pun mengajukan bermacam-macam pertanyaan, tentang penduduk berbagai kota dan urusan-urusan mereka. Secara khusus Nabi juga menyebutkan nama-nama Sofa, Musyaqqar, Hijar dan beberapa kota lainnya. Pemimpin mereka Al-Ashajj, sangat terkesan dengan pengetahuan luas yang dimiliki Nabi tentang negerinya sehingga ia mengatakan “Ayah dan ibuku akan berkorban untuk demi Anda, karena Anda tahu banyak tentang negeriku dibanding aku sendiri dan mengetahui nama-nama lebih banyak kota di negeri kami daripada yang kami ketahui.” Bahkan Nabi mengetahui kebiasaan orang Bahrain, cara hidup penduduk Bahrain, cara mereka minum dan cara mereka makan. Pengetahuan ini menunjukkan bahwa Nabi berkunjung ke Bahrain berkali-kali. Kunjungan Nabi ke Bahrain diperkirakan antara usia 18 sampai 25 tahun. Pada periode ini Abu Thalib meminta Nabi untuk menjalankan bisnis sendiri guna meringankan bebannya, sebab Abu Thalib tidak begitu kaya dan harus menghidupi keluarga besar. Berdasarkan ini seluruh perjalanan Nabi ke negara-negara tetangga merupakan perjalanan bisnis (Afzalurrahman, 1982).

Pada saat Bahrain di bawah pemerintahan Islam tidak berpengaruh pada perdagangan dan kemakmurannya berkesinambungan dengan menggantungkan pada pasar di Mesopotamia. Setelah Bagdad berkembang menjadi pusat pemerintahan Islam, Bahrain memperoleh keuntungan yang besar dengan berkembangnya peningkatan permintaan untuk barang asing khususnya dari Cina dan Asia Selatan. Bahrai menjadi pusat utama pengetahuan mulai dari awal Islam (abad ke enam) sampai abad ke sembilan.

Sumber Artikel : Mohammad Suyanto


Read Also:



Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "PASAR PADA MASA RASULULLAH (3)"

Posting Komentar