Cemas adalah perasaan takut, kuatir bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Kecemasan merupakan kekuatiran, kegelisahan, keresahan, ketakutan sesuatu yang akan terjadi. Kecemasan membahayakan manusia, merusak kesehatannya, mengikis kemampuannya dan mengurangi penghargaan terhadap dirinya. Studi yang dilakukan Bur Kuming dari Universitas Pensilvania pada 1977 membuktikan bahwa wanita lebih banyak terpuruk pada kecemasan tigakali lipat daripada laki-laki. Sedangkan studi yang dilakukan oleh Institut Kesehatan Jiwa Nasional di Amerika Serikat menegaskan bahwa 13 juta orang terserang kecemasan dan orang yang sukses dalam hidupnya adalah mereka yang dapat melepaskan diri dari kecemasan.
Kecemasan secara fisik dapat berakibat tangan bergetar, bibir bergetar, kelopak mata berkedip tak terkontrol, jantung berdetak cepat, mengginggil kedinginan, sakit kepala, sakit punggung, kejang otot-otot kaki, kejang otot-otot leher, jerawat, dan bebagai macam penyakit lainnya. Sedangkan kecemasan secara psikis dapat menyebabkan stres, rasa takut dan berkhayal hal-hal yang buruk. Kecemasan dapat menyebabkan tidak percaya diri dan merasa hina yang dapat memberikan pengaruh buruk kepada perilaku manusia dalam kehidupannya secara umum dan menjadikan jauh dari kemampuannya. Etor kerja menurun, malas, menghancurkan hubungan dengan kawan sekerja, atasan atau bawahan dan akhirnya berakibat produktivitas kerja menurun.
Kecemasan berbeda dengan rasa takut. Rasa takut memiliki alasan dan sebab yang dapat diterima, sedangkan kecemasan tidak memiliki alasan dan sebab yang dapat diterima. Jika di depan kita singa yang akan menerkam kita, jika kita takut maka hal itu merupakan sesuatu yang wajar, tetapi jika tidak ada singa yang menerkam kita dan tidak ada alasan yang nyata maka hal itu berarti kita tidak dapat melepaskan diri dari kecemasan. Kecemasan dapat timbul dari diri manusia itu sendiri dalam bentuk bayangan atau pikiran yang menakutkan. Riset membuktikan bahwa kegelisahan mendasar yang bersarang dalam diri manusia yang tidak mampu melepaskan diri dari kecemasan adalah perasaan takut gagal, takut ditolak dan ia selalu sibuk memikirkan bagaimana penilaian orang terhadap dirinya.
Untuk mengatasskecemasan dapat kita lakukan beberapa langakah. Pertama, mengindentifikasi dan mengertahui sebab utama yang memicu kecemasan. Kedua, mencari solusi untuk dapat melepaskan diri dari penyebab kecemasan. Ketiga, membuat tujuan dengan jelas. Keempat, berani mengambil risiko, tidak ragu-ragu dan melepaskan rasa ketakutan. Kelima, jika mengalami kegagalan maka terimalah kegagalan itu sebagai bagian dari pelajaran, koreksi, perbaiki, mencoba lagi, kerja keras, pantang putus asa, berdoa dan menyikapi kegagalan tersebut selalu ada sisi positifnya. Jika kita telah menemukan sisi positif dari kegagalan itu, maka itu merupakan awal dari kesuksesan. Kegagalan sesungguhnya menunjukkan kepada kita menuju cita-cita kita yang sesungguhnya. Kegagalan itu sesungguhnya tidak ada, yang ada adalah hasil yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Mengapa kita harus mengalami kecemasan ?. Allah SWT berfirman tentang Nabi Zakaria dan Para Nabi, ”Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugrahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Mereka adalah orang-orang yang khusu’ kepada Kami (al-Anbiya ; 90).
Sumber Artikel :M.Suyanto
Kecemasan secara fisik dapat berakibat tangan bergetar, bibir bergetar, kelopak mata berkedip tak terkontrol, jantung berdetak cepat, mengginggil kedinginan, sakit kepala, sakit punggung, kejang otot-otot kaki, kejang otot-otot leher, jerawat, dan bebagai macam penyakit lainnya. Sedangkan kecemasan secara psikis dapat menyebabkan stres, rasa takut dan berkhayal hal-hal yang buruk. Kecemasan dapat menyebabkan tidak percaya diri dan merasa hina yang dapat memberikan pengaruh buruk kepada perilaku manusia dalam kehidupannya secara umum dan menjadikan jauh dari kemampuannya. Etor kerja menurun, malas, menghancurkan hubungan dengan kawan sekerja, atasan atau bawahan dan akhirnya berakibat produktivitas kerja menurun.
Kecemasan berbeda dengan rasa takut. Rasa takut memiliki alasan dan sebab yang dapat diterima, sedangkan kecemasan tidak memiliki alasan dan sebab yang dapat diterima. Jika di depan kita singa yang akan menerkam kita, jika kita takut maka hal itu merupakan sesuatu yang wajar, tetapi jika tidak ada singa yang menerkam kita dan tidak ada alasan yang nyata maka hal itu berarti kita tidak dapat melepaskan diri dari kecemasan. Kecemasan dapat timbul dari diri manusia itu sendiri dalam bentuk bayangan atau pikiran yang menakutkan. Riset membuktikan bahwa kegelisahan mendasar yang bersarang dalam diri manusia yang tidak mampu melepaskan diri dari kecemasan adalah perasaan takut gagal, takut ditolak dan ia selalu sibuk memikirkan bagaimana penilaian orang terhadap dirinya.
Untuk mengatasskecemasan dapat kita lakukan beberapa langakah. Pertama, mengindentifikasi dan mengertahui sebab utama yang memicu kecemasan. Kedua, mencari solusi untuk dapat melepaskan diri dari penyebab kecemasan. Ketiga, membuat tujuan dengan jelas. Keempat, berani mengambil risiko, tidak ragu-ragu dan melepaskan rasa ketakutan. Kelima, jika mengalami kegagalan maka terimalah kegagalan itu sebagai bagian dari pelajaran, koreksi, perbaiki, mencoba lagi, kerja keras, pantang putus asa, berdoa dan menyikapi kegagalan tersebut selalu ada sisi positifnya. Jika kita telah menemukan sisi positif dari kegagalan itu, maka itu merupakan awal dari kesuksesan. Kegagalan sesungguhnya menunjukkan kepada kita menuju cita-cita kita yang sesungguhnya. Kegagalan itu sesungguhnya tidak ada, yang ada adalah hasil yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Mengapa kita harus mengalami kecemasan ?. Allah SWT berfirman tentang Nabi Zakaria dan Para Nabi, ”Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugrahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Mereka adalah orang-orang yang khusu’ kepada Kami (al-Anbiya ; 90).
Sumber Artikel :M.Suyanto
0 komentar: on "MERAIH SUKSES DENGAN MENGELOLA KECEMASAN"
Posting Komentar