Adalah satu yang menyebabkan orang gagal adalah tidak mempunyai komitmen dengan apa yang diinginkannya. Sedangkan orang yang sukses mencapai apa yang diinginkan, karena mempunyai komitmen lebih besar terhadap apa yang diinginkan. “Mengikuti suatu sasaran tanpa henti. Disanalah rahasia sukses” kata penari balet Rusia Anna Pavlova. Michael Jackson menekuti bernyanyi sejak usia lima tahun. Ia telah menghibur sejak itu, ia berlatih bernyanyi dan menyempurnakan tariannya setiap hari rata-rata enam jam. Ia dibesarkan dalam lingkungan yang mendukungnya dan membimbingnya. Meskipun demikian, ia harus bersedia membayar harganya atau berkomitmen dengan berlatih keras untuk meraih kesuksesannya.
Pengalaman pribadi saya untuk meraih sesuatu yang saya inginkan harus melakukan komitmen lebih besar daripada kawan sebaya saya ketika itu. Sewaktu saya ikut Paman saya di Yogyakarta keinginan saya adalah untuk dapat kuliah dengan biaya sendiri. Dengan menggunakan ijazah SMA itu, saya menawarkan untuk dapat bekerja paroh waktu dari pintu satu ke pintu lain perusahaan saya masuki. Ada yang menjawab bahwa di perusahaan tersebut tidak ada lowongan, ada yang menjawab bahwa karyawan di perusahaan tersebut sudah cukup. Saya menelusuri jalan di kota Yogyakarta ini sambil ketika memasuki pintu perusahaan yang saya inginkan tersebut saya berdoa mudah-mudahan saya dapat bekerja. ”Di sini butuh karyawan dik, tetapi harus full time” kata bagian personalia yang saya temui. Saya tetap berkomitmen untuk dapat bekerja apa saja yang penting halal dan saya yakin bahwa kalau saya masuk 100 perusahaan atau organisasi, pasti ada satu atau dua yang mau menerima saya sebagai karyawan. Itulah cara untuk saya dapat kuliah seperti yang saya idam-idamkan. Akhirnya saya memasuk SMP yang terletak di pinggiran kota Yogyakarta, yaitu SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul. Saya ditemui oleh Kepala Sekolahnya. ”Di sini memang ada lowongan. Tetapi lowongan tersebut menjadi guru matematika” kata Pak Tugiman, sang Kepala Sekolah. Saya terdiam sejenak, karena saya orang yang mempunyai kelemahan, kalau berbicara cedal. Pasti para siswa akan mentertawakan saya kalau saya mengajar. ”Bagaimana dik, kok diam” kata Pak Tugiman. ”Iya..ya Pak saya bersedia menjadi guru matematika” jawab saya sedikit gugup. Kesempatan tersebut tidak saya sia-siakan. Saya bekerja keras untuk menjadi guru matematika yang baik dan hasilnya ternyata menggembirakan. Saya diterima pula sebagai Guru SMA Muhammadiyah Kasihan oleh Bapak Kepala Sekolah, Pak Anggoro. Kepala Sekolah tersebut kini telah dipanggil oleh Sang Pencipta. Tetapi telah menoreh goresan di lubuk hati saya yang paling dalam. Memberikan kesempatan saya untuk dapat bekerja. Membuat saya berani berbicara di muka umum. Membuat saya bangkit dari rendah diri untuk menjadi lebih percaya diri. Saya menjadi pribadi seperti sekarang ini dengan membayar berapapun harganya dengan kerja keras dan doa. Saya tidak dapat membalas kebaikan Pak Tugiman dan Pak Anggoro, kecuali hanya dengan doa. Selamat jalan Pak Anggoro, semoga Allah menempatkan Bapak sebagai orang yang mulia di sisi-Nya.
Sumber Artikel : M.suyanto
Pengalaman pribadi saya untuk meraih sesuatu yang saya inginkan harus melakukan komitmen lebih besar daripada kawan sebaya saya ketika itu. Sewaktu saya ikut Paman saya di Yogyakarta keinginan saya adalah untuk dapat kuliah dengan biaya sendiri. Dengan menggunakan ijazah SMA itu, saya menawarkan untuk dapat bekerja paroh waktu dari pintu satu ke pintu lain perusahaan saya masuki. Ada yang menjawab bahwa di perusahaan tersebut tidak ada lowongan, ada yang menjawab bahwa karyawan di perusahaan tersebut sudah cukup. Saya menelusuri jalan di kota Yogyakarta ini sambil ketika memasuki pintu perusahaan yang saya inginkan tersebut saya berdoa mudah-mudahan saya dapat bekerja. ”Di sini butuh karyawan dik, tetapi harus full time” kata bagian personalia yang saya temui. Saya tetap berkomitmen untuk dapat bekerja apa saja yang penting halal dan saya yakin bahwa kalau saya masuk 100 perusahaan atau organisasi, pasti ada satu atau dua yang mau menerima saya sebagai karyawan. Itulah cara untuk saya dapat kuliah seperti yang saya idam-idamkan. Akhirnya saya memasuk SMP yang terletak di pinggiran kota Yogyakarta, yaitu SMP Muhammadiyah Kasihan Bantul. Saya ditemui oleh Kepala Sekolahnya. ”Di sini memang ada lowongan. Tetapi lowongan tersebut menjadi guru matematika” kata Pak Tugiman, sang Kepala Sekolah. Saya terdiam sejenak, karena saya orang yang mempunyai kelemahan, kalau berbicara cedal. Pasti para siswa akan mentertawakan saya kalau saya mengajar. ”Bagaimana dik, kok diam” kata Pak Tugiman. ”Iya..ya Pak saya bersedia menjadi guru matematika” jawab saya sedikit gugup. Kesempatan tersebut tidak saya sia-siakan. Saya bekerja keras untuk menjadi guru matematika yang baik dan hasilnya ternyata menggembirakan. Saya diterima pula sebagai Guru SMA Muhammadiyah Kasihan oleh Bapak Kepala Sekolah, Pak Anggoro. Kepala Sekolah tersebut kini telah dipanggil oleh Sang Pencipta. Tetapi telah menoreh goresan di lubuk hati saya yang paling dalam. Memberikan kesempatan saya untuk dapat bekerja. Membuat saya berani berbicara di muka umum. Membuat saya bangkit dari rendah diri untuk menjadi lebih percaya diri. Saya menjadi pribadi seperti sekarang ini dengan membayar berapapun harganya dengan kerja keras dan doa. Saya tidak dapat membalas kebaikan Pak Tugiman dan Pak Anggoro, kecuali hanya dengan doa. Selamat jalan Pak Anggoro, semoga Allah menempatkan Bapak sebagai orang yang mulia di sisi-Nya.
Sumber Artikel : M.suyanto
0 komentar: on "MEMBAYAR BERAPAPUN HARGANYA"
Posting Komentar