STUDI terhadap para lulusan Yale University pada 1953 dengan menggunakan wawancara ditanyakan apakah mereka mempunyai sasaran-sasaran yang jelas, yang spesifik, yang dituliskan dengan sebuah rencana untuk mencapainya.
Hanya 3% yang mempunyai sasaran tertulis. Dua puluh tahun kemudian pada 1973, para periset kembali mewawancarai yang masih hidup dari lulusan 1953 tersebut. Mereka menemukan bahwa 3% yang mempunyai sasaran tertulis itu jauh lebih kaya daripada gabungan 97% sisanya.
Para periset juga mengukur secara subjektif kebahagiaan dan suka cita mereka, ternyata yang 3% dengan sasaran tertulis tersebut lebih unggul dibandingkan yang 97% yang tidak menulis sasaran-sasarannya. Steven Spielberg juga pernah menulis “Steven Spielberg. Director (Sutradara)” di sebuah trailer yang tidak dipakai di Universal Studio. Saat ini Steven Spielberg, sebagai sutradara ternama di dunia.
Pengalaman pribadi saya mengajarkan bahwa menulis cita-cita dapat memotivasi diri untuk meraih cita-cita tersebut. Saya pernah menulis nama saya dengan “Prof Dr M Suyanto MA.” Tulisan tersebut saya pandangi yang membuat saya tersenyum malu. Saat itu seperti tidak mungkin saya dapat meraih gelar sepanjang itu.
Langkah yang harus saya tempuh hanya ingin seperti paman saya Drs Mohammad Kamal MSc, yang menjadi dosen dan mempunyai gelar Drs, MSc. Tetapi saya yang hidup di desa Banjarsari yang terletak di lembah Gunung Wilis tersebut seperti tidak akan mungkin. Tetapi peluang mulai muncul dengan Paman saya Sutarjo membawa saya ke Yogyakarta untuk pindah sekolah dari SMA 1 Madiun ke SMA 2 Yogyakarta, ketika naik kelas 2. Kata Paman saya agar saya dapat kuliah di UGM. Saya harus meninggalkan nenek saya yang telah membesarkan saya sejak dari usia 3 tahun. Saya hanya bisa menciumi nenek dan menangis, demikian juga nenek saya juga sebenarnya tidak tega melihat saya.
Sebenarnya nenek saya ingin mengasuh saya sampai ia dipanggil menghadap Allah. Saya meniti karir di Yogya sebagai salesman buku, salesman bahan pengkilap mobil, salesman telex lewat telepon dan salesman komputer, sehingga seakan-akan cita-cita yang saya tulis tersebut sangat jauh menyimpang. Apalagi saya kemudian sebagai pengusaha, bukan sebagai dosen ataupun ilmuwan.
Meskipun saya sebagai pengusaha, kata yang pernah saya tulis tersebut selalu muncul di benak saya tanpa sadar. Saya masih mempunyai cita-cita suatu saat menjadi dosen atau ilmuwan. Cita-cita itu menguat saat saya menjadi Guru di SMP dan SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul. Saat ini tidak terasa, kata yang pernah saya tulis itu sudah cukup dekat untuk saya raih.
Saya berdoa mudah-mudahan Allah mengizinkan untuk meraih gelar itu dua tahun lagi, jika itu baik bagi saya. Tetapi kalau Allah menghendaki lain, barangkali itu yang terbaik bagi saya. Saya hanya akan mengatakan bahwa dengan menulis apa yang kita inginkan dapat menimbulkan kekuatan yang luar biasa. Jika yang kita tulis itu kita iringi dengan doa dan kerja keras, Insya Allah apa yang kita inginkan itu dapat kita capai.
Sumber Artikel : M.suyanto
Hanya 3% yang mempunyai sasaran tertulis. Dua puluh tahun kemudian pada 1973, para periset kembali mewawancarai yang masih hidup dari lulusan 1953 tersebut. Mereka menemukan bahwa 3% yang mempunyai sasaran tertulis itu jauh lebih kaya daripada gabungan 97% sisanya.
Para periset juga mengukur secara subjektif kebahagiaan dan suka cita mereka, ternyata yang 3% dengan sasaran tertulis tersebut lebih unggul dibandingkan yang 97% yang tidak menulis sasaran-sasarannya. Steven Spielberg juga pernah menulis “Steven Spielberg. Director (Sutradara)” di sebuah trailer yang tidak dipakai di Universal Studio. Saat ini Steven Spielberg, sebagai sutradara ternama di dunia.
Pengalaman pribadi saya mengajarkan bahwa menulis cita-cita dapat memotivasi diri untuk meraih cita-cita tersebut. Saya pernah menulis nama saya dengan “Prof Dr M Suyanto MA.” Tulisan tersebut saya pandangi yang membuat saya tersenyum malu. Saat itu seperti tidak mungkin saya dapat meraih gelar sepanjang itu.
Langkah yang harus saya tempuh hanya ingin seperti paman saya Drs Mohammad Kamal MSc, yang menjadi dosen dan mempunyai gelar Drs, MSc. Tetapi saya yang hidup di desa Banjarsari yang terletak di lembah Gunung Wilis tersebut seperti tidak akan mungkin. Tetapi peluang mulai muncul dengan Paman saya Sutarjo membawa saya ke Yogyakarta untuk pindah sekolah dari SMA 1 Madiun ke SMA 2 Yogyakarta, ketika naik kelas 2. Kata Paman saya agar saya dapat kuliah di UGM. Saya harus meninggalkan nenek saya yang telah membesarkan saya sejak dari usia 3 tahun. Saya hanya bisa menciumi nenek dan menangis, demikian juga nenek saya juga sebenarnya tidak tega melihat saya.
Sebenarnya nenek saya ingin mengasuh saya sampai ia dipanggil menghadap Allah. Saya meniti karir di Yogya sebagai salesman buku, salesman bahan pengkilap mobil, salesman telex lewat telepon dan salesman komputer, sehingga seakan-akan cita-cita yang saya tulis tersebut sangat jauh menyimpang. Apalagi saya kemudian sebagai pengusaha, bukan sebagai dosen ataupun ilmuwan.
Meskipun saya sebagai pengusaha, kata yang pernah saya tulis tersebut selalu muncul di benak saya tanpa sadar. Saya masih mempunyai cita-cita suatu saat menjadi dosen atau ilmuwan. Cita-cita itu menguat saat saya menjadi Guru di SMP dan SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul. Saat ini tidak terasa, kata yang pernah saya tulis itu sudah cukup dekat untuk saya raih.
Saya berdoa mudah-mudahan Allah mengizinkan untuk meraih gelar itu dua tahun lagi, jika itu baik bagi saya. Tetapi kalau Allah menghendaki lain, barangkali itu yang terbaik bagi saya. Saya hanya akan mengatakan bahwa dengan menulis apa yang kita inginkan dapat menimbulkan kekuatan yang luar biasa. Jika yang kita tulis itu kita iringi dengan doa dan kerja keras, Insya Allah apa yang kita inginkan itu dapat kita capai.
Sumber Artikel : M.suyanto
0 komentar: on "Kekuatan Penetapan Sasaran"
Posting Komentar