Rabu, 18 November 2009

BELAJAR DARI SIAPA SAJA

Tokoh-tokoh dunia yang hebat, mereka memiliki sifat rendah hati, mampu mendengarkan orang lain dengan penuh kesabaran, mau mengakui bahwa mereka tidak tahu segalanya dan mau belajar dari orang lain. Dengan demikian kita dapat belajar kepada siapa saja tentang optimisme. Menurut Daniel Goleman, optimisme merupakan kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan. Orang dengan kemampuan ini tekun dalam mengejar sasaran kendati banyak halangan dan kegagalan, bekerja dengan harapan untuk sukses bukannya untuk gagal, memandang kegagalan atau kemunduran sebagai situasi yang dapat dikendalikan ketimbang kekurangan pribadi.

Dr. Moustafa Mahmoud, dalam buku Mind and Body, menyatakan bahwa “Kita akan menghadapi segala yang kita harapkan dan ramalkan menjadi suatu kesuksesan”. Kita harus selalu meningkatkan terus harapan positif dan menjadi orang yang optimis. Kita juga harus belajar dari Helen Keller. Ia seorang yang tuli, buta dan bisu tetapi hatinya bercahaya. Akhirnya ia menjadi seorang penulis terkenal., yang dipenuhi rasa optimisme. Ia pernah mengatakan ”Optimisme adalah keyakinan yang menghantarkan kita menuju kesuksesan”.

Saya merasa bersyukur kepada Allah, meskipun saya telah ditinggal oleh kedua orang tua saya pada usia sekitar 3 tahun, sehingga saya harus ikut Nenek saya dan dapat belajar dari nenek saya. Ketika masih kecil Nenek saya selalu bercerita tentang putra-putranya, termasuk bercerita tentang Bapak saya. Suatu saat, Nenek saya bercerita tentang Paman saya yang paling kecil. ”Om Kamil itu dahulu susah hidupnya, harus ikut orang lain supaya dapat sekolah. Tetapi sekarang sudah jadi Orang” kata Nenek saya. Om saya ketika itu menjadi Marketing Manager Perusahaan Swedia. Setelah itu, beliau mendirikan pabrik kompresor di Bekasi. Saya mengidolakan beliau yang mempunyai pabrik atau jadi pengusaha. Saat yang lain Nenek bercerita tentang Om saya yang bernama Om Tarjo yang selalu memperagakan cara menyetir mobil. Sayapun berharap suatu saat kelak mempunyai mobil seperti Om saya. Bahkan Nenek juga bercerita tentang Om saya yang bernama Om Kamal. ”Om Kamal itu jadi guru di sekolah Telale Gajah” kata Nenek saya. Saya mendengar sambil tersenyum, karena Nenek saya menyebutkan hal yang lucu. Telale gajah adalah bahasa Jawa atau dalam bahasa Indonesianya belalai gajah. Tetapi maksudnya menjadi Dosen di Universitas Gadjah Mada. Membangkitkan optimisme saya suatu saat seperti Om saya yang dapat kuliah di Universitas Gadjah Mada. Nenek saya memang buta huruf, tidak bisa membaca dan menulis, tetapi mengajarkan optimisme kepada saya dengan hati yang tulus. Ajaran tersebut menggores pada hati saya yang paling dalam, bekas goresan tersebut tidak dapat dihapus hingga saat ini, tetap membara tanpa bisa dipadamkan, kecuali oleh Sang Pencipta. Nenek saya adalah Guru terbaik yang tidak ada tandingannya. Saya sangat berhutang budi kepada Nenek saya, saya belum sempat membalas kebaikan Nenek saya, tetapi Allah telah memanggilNya. Saya hanya dapat berdoa, mudah-mudahan Allah memberikan tempat terbaik di sisiNya. ”Berharaplah terhadap kebaikan, niscaya kalian akan mendapatkannya” sabda Rasulullah SAW.

Sumber Artikel :M.Suyanto

Read Also:



Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "BELAJAR DARI SIAPA SAJA"

Posting Komentar