Dari pekerjaanya sebagai guru teknik SMK Negeri 3 Ciamis, Pak Tatang Marta dari Desa Handapherang, Kecamatan Handapherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat memulai bisnis dengan limbah kayu menjadikan souvenir yang beraneka macam. Limbah dari kayu mahoni, pinus, sonokeling sampai batang kelapa dapat menjadi kotak jam tangan, tongkat, vas bunga kecil, jam dinding yang berbentuk jam tangan, guci, tempat korek api, mangkuk, sendok sup sampai tempat pensil meja. Ia hanya ingin agar limbah-limbah kayu yang selama ini masih diperlakukan kurang baik, dapat lebih berguna. Pada awalnya Pak Tatang memulai bisnis ini ditertatawakan oleh masyarakat sekitar dan rekan gurunya. Bahkan dikira peminta sumbangan ketika Pak Tatang mencari sisa-sisa kayu dari pabrik ke pabrik dan ditatap dengan pandangan aneh serta dipanggil “Mang” oleh orang-orang pabrik. Setelah tahu Pak Tatang adalah seorang Guru, baru orang-orang tersebut meminta maaf dan mengganti panggilan itu dengan “Pak”. Tetapi masalah terberat dan terlama yang dihadapi Paka Tatang adalah masalah pemasaran. “Souvenir dari desa kecil siapa yang mau beli ?. Mau dibawa ke kota saya belum punya teman yang punya toko atau ruang pamer mau memajang barang saya. Lebih tidak mungkin lagi saya jajakan keliling seperti menjual ikan atau sayur“ kata Pak Tatang. Akhirnya Ia mengikuti pameran dan menitipkan kartu nama pada rekan-rekan pengrajin/ pengusaha yang ditemui di pameran. “Alhamdulillah, dari situlah akhirnya pembeli mulai banyak sebagai cara melepaskan diri dari masalah pemasaran “ kata Pak Tatang. Dari sekedar tertarik di pameran akhirnya mereka mengajak kerjasama dan bahkan akhirnya menemukan agen yang memasarkan barangnya ke luar negeri. Itulah awal dari kebanyakan bisnis yang sukses, ditertawakan dan ditatap dengan pandangan sinis. Sekarang barang-barang buatan Pak Tatang diminati tidak saja di dalam negeri, tetapi sampai luar negeri, misalnya Amerika, Jepang, Korea, Australia, Singapura sampai Timur Tengah.
Saya ketika akan menyelesaikan tugas akhir saya di FMIPA Fisika UGM, yaitu menghitung sudut fase hamburan atom dengan menggunakan metode numerik, maka saya bekerja dengan bantuan komputer. Dari pekerjaan yang saya lakukan tersebut tercipta Pusat Pendidikan Komputer IMKI pada tahun 1988. Saya mulai dari satu komputer Apple yang saya kredit. Setiap bisnis selalu ada hambatannya, yaitu ketika selama tiga bulan tidak dapat mengangsur komputer Apple tersebut, sehingga komputer tersebut ditarik oleh tempat saya mengkredit. Bagaimana menghadapi siswa yang kursus ?. Saya katakan “minggu ini kita belajar teori dahulu, Insya Allah minggu depan kita praktek lagi”. Itulah senjata terakhir yang saya punyai untuk membuat siswa IMKI tetap bertahan. Awal dari sebuah bisnis biasanya dimulai dari kesulitan-kesulitan, ancaman-ancaman dan bahkan kegagalan tetapi bagaimana membuatnya menjadi peluang dan dapat belajar dari kegagalan untuk meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Peluang yang muncul ketika itu adalah Program Profesi Komputer Satu Tahun, yang pertama di Yogyakarta dan awal melepaskan diri dari kesulitan Saat ini Pusat Pendidikan Komputer telah mempunyai 12 cabang dan mempunyai siswa sekitar 2000 siswa. Dari IMKI-lah STMIK AMIKOM Yogyakarta dimulai. Andapun dapat memulai bisnis dari pekerjaan yang telah Anda lakukan.
Sumber artikel : Mohammad Suyanto
0 komentar: on "MEMULAI BISNIS DARI PEKERJAAN (2)"
Posting Komentar