Pohon pisang merupakan tumbuhan ciptaan Tuhan yang bermanfaat bagi manusia. Pohon pisang tumbuh di daerah tropis seperti, Asia, Australia, Afrika dan Amerika
Falsafah pohon pisang dipakai oleh PT Gobel Dharma Nusantara untuk menggerakkan Sumberdaya manusianya untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Perusahaan yang berpatungan dengan perusahaan Matsushita ini menghasilkan produk Panasonic yang mampu melakukan ekspor.
Falsafah ini di temukan oleh pendiri PT. Gobel Dharma Nusantara, Thayeb Mohammad Gobel pada 1954.
Pohon pisang merupakan pohon yang bermanfaat semuanya. Buah pisang bentuknya melengkung panjang dan berwarna kuning atau merah. Dagingnya lunak berwarna kuning dan manis rasanya apabila telah matang dan mengandung vitamin. Daunnya dapat dipakai untuk bungkus nasi pecel, bungkil, botok, nogosari dan sebagainya.
Pelapahnya untuk mainan anak-anak, yaitu mainan kuda-kudaan dan senapan-senapanan. Jantungnya dapat dibuat sayur dan pohonnya dapat dipakai untuk meletakkan wayang dalam pertunjukan wayang kulit. Bahkan kulit pisangpun dapat dimakan kambing.
Filosofi ini menggambarkan bahwa karyawan di PT Gobel Dharma Nusantara membuat seluruh produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan melakukan kerjasama dalam kelompok.
PT Gobel Dharma Nusantara menggunakan manajemen mandiri yang membuat sistem manajemen yang efisien, mendengarkan dan memuaskan pelanggan. Semua yang ada di sekitarnya adalah pelanggan, misalnya masyarakat, pemodal, pemasok, pemerintah, lingkungan, atasan, bawahan dan teman kerja. Pemasok dan distributor sama-sama berdiri dan sejahtera.
PT Gobel Dharma Nusantara berusaha menghasilkan produk yang bermanfaat, sesuai dengan kebutuhan dan mempunyai kualitas tinggi dengan harga terjangkau dan pelayanan memuaskan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Keuntungan untuk pemodal, karyawan, kelangsungan usaha dan pajak serta untuk kesejahteraan masyarakat.
''Tidak ada diantara kita yang saling menzalimi.'' demikian kata pucuk pimpinan PT Gobel Dharma Nusantara.
Pohon pisang sebelum menghasilkan buah, bila dipotong, maka akan tumbuh lagi sampai menghasilkan buah. Setelah menghasilkan buah, barulah pohon pisang tersebut siap untuk mati.
Karyawan PT Gobel Dharma Nusantara melakukan pengabdian secara total. Sebelum menghasilkan karya terbaik, mereka pantang untuk keluar dari perusahaan. Siap berkorban demi tercapainya tujuan perusahaan untuk meraih kebahagiaan bersama.
Karyawan berfikir, bahwa ia bekerja di pabrik milik sendiri yang kecil, dan menjalankan usaha dengan penuh keikhlasan, dan kerendahan hati. Kemajuan dan perkembangan hanya dapat direalisasikan melalui usaha bersama dan kerjasama dari setiap karyawan perusahaan. Bersatu padu dalam semangat, berikrar untuk melaksanakan tugas di perusahaan dengan dedikasi tinggi, ketekunan, dan integritas.
Tetapi sebelum mati, anak-anaknya telah tumbuh di sekitar pohon tersebut dan telah siap menggantikan induknya.
Pimpinan PT Gobel Dharma Nusantara telah memproses kelangsungan keturunannya untuk meneruskan jalannya perusahaan agar tetap menjadi perusahaan yang unggul dalam persaingan. Seluruh karyawan diberdayakan melalui pengembangan individual sebagai intinya dan merupakan tanggung jawab pribadi dan perusahaan untuk mengabdi kepada masyarakat sebagai pemegang tongkat estafet dari pendahulunya.
Sumber artikel : Mohammad Suyanto
Falsafah pohon pisang dipakai oleh PT Gobel Dharma Nusantara untuk menggerakkan Sumberdaya manusianya untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Perusahaan yang berpatungan dengan perusahaan Matsushita ini menghasilkan produk Panasonic yang mampu melakukan ekspor.
Falsafah ini di temukan oleh pendiri PT. Gobel Dharma Nusantara, Thayeb Mohammad Gobel pada 1954.
Pohon pisang merupakan pohon yang bermanfaat semuanya. Buah pisang bentuknya melengkung panjang dan berwarna kuning atau merah. Dagingnya lunak berwarna kuning dan manis rasanya apabila telah matang dan mengandung vitamin. Daunnya dapat dipakai untuk bungkus nasi pecel, bungkil, botok, nogosari dan sebagainya.
Pelapahnya untuk mainan anak-anak, yaitu mainan kuda-kudaan dan senapan-senapanan. Jantungnya dapat dibuat sayur dan pohonnya dapat dipakai untuk meletakkan wayang dalam pertunjukan wayang kulit. Bahkan kulit pisangpun dapat dimakan kambing.
Filosofi ini menggambarkan bahwa karyawan di PT Gobel Dharma Nusantara membuat seluruh produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan melakukan kerjasama dalam kelompok.
PT Gobel Dharma Nusantara menggunakan manajemen mandiri yang membuat sistem manajemen yang efisien, mendengarkan dan memuaskan pelanggan. Semua yang ada di sekitarnya adalah pelanggan, misalnya masyarakat, pemodal, pemasok, pemerintah, lingkungan, atasan, bawahan dan teman kerja. Pemasok dan distributor sama-sama berdiri dan sejahtera.
PT Gobel Dharma Nusantara berusaha menghasilkan produk yang bermanfaat, sesuai dengan kebutuhan dan mempunyai kualitas tinggi dengan harga terjangkau dan pelayanan memuaskan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Keuntungan untuk pemodal, karyawan, kelangsungan usaha dan pajak serta untuk kesejahteraan masyarakat.
''Tidak ada diantara kita yang saling menzalimi.'' demikian kata pucuk pimpinan PT Gobel Dharma Nusantara.
Pohon pisang sebelum menghasilkan buah, bila dipotong, maka akan tumbuh lagi sampai menghasilkan buah. Setelah menghasilkan buah, barulah pohon pisang tersebut siap untuk mati.
Karyawan PT Gobel Dharma Nusantara melakukan pengabdian secara total. Sebelum menghasilkan karya terbaik, mereka pantang untuk keluar dari perusahaan. Siap berkorban demi tercapainya tujuan perusahaan untuk meraih kebahagiaan bersama.
Karyawan berfikir, bahwa ia bekerja di pabrik milik sendiri yang kecil, dan menjalankan usaha dengan penuh keikhlasan, dan kerendahan hati. Kemajuan dan perkembangan hanya dapat direalisasikan melalui usaha bersama dan kerjasama dari setiap karyawan perusahaan. Bersatu padu dalam semangat, berikrar untuk melaksanakan tugas di perusahaan dengan dedikasi tinggi, ketekunan, dan integritas.
Tetapi sebelum mati, anak-anaknya telah tumbuh di sekitar pohon tersebut dan telah siap menggantikan induknya.
Pimpinan PT Gobel Dharma Nusantara telah memproses kelangsungan keturunannya untuk meneruskan jalannya perusahaan agar tetap menjadi perusahaan yang unggul dalam persaingan. Seluruh karyawan diberdayakan melalui pengembangan individual sebagai intinya dan merupakan tanggung jawab pribadi dan perusahaan untuk mengabdi kepada masyarakat sebagai pemegang tongkat estafet dari pendahulunya.
Sumber artikel : Mohammad Suyanto
0 komentar: on "Belajar Dari Pohon Pisang"
Posting Komentar