“Hampir semua prinsip-prinsip strategis dan taktik yang berhasil bagi perusahaan besar juga dapat digunakan secara efektif untuk memasarkan produk oleh perusahaan kecil. Setiap strategi atau pembelajaran konsumen yang berhasil dalam suatu kategori produk tertentu biasanya dapat diterapkan dengan sukses pada produk lain yang tidak terkait, tetapi dinamika konsumen yang sama. Perusahaan-perusahaan papan atas mendidik para personil pemasaran mereka memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai konsumen melalui kehidupan sehari-hari. Melihat iklan-iklan di televisi, berjalan-jalan di pertokoan, berbincang-bincang dengan teman dan keluarga. Kegagalan untuk menyatakan dengan jelas manfaat bagi konsumen merupakan masalah terbesar di dunia pemasaran dewasa ini. Banyak perusahaan yang telah menghabiskan jutaan dolar untuk memberikan informasi mengenai perusahaan kepada konsumen, namun mereka tidak berhasil melakukan penjualan” kata Eric Schulz dalam bukunya The Marketing Game. Itulah realitas.
Sumber Artikel : M.suyanto
Carol Loomis, editor majalah Fortune melakukan riset terhadap 150 perusahaan dalam tiga periode waktu, yaitu 1960-1980, 1970-1990 dan 1989-1999. Dalam masing-masing periode tersebut, hanya tiga atau empat yang mampu tumbuh 15 % atau lebih. Sekitar 20 sampai 30 perusahaan meraih pertumbuhan 10 % sampai 15 %, 40 sampai 60 perusahaan mencapai pertumbuhan 5 % sampai 10 %, 20 sampai 30 perusahaan tumbuh 0 % sampai 5 % dan 20 sampai 30 perusahaan tidak tumbuh (menurun). Dengan realitas seperti itu, tidaklah mengejutkan jika perusahaan mulai melakukan sejumlah hal buruk untuk menaikkan laju pertumbuhan mereka.
Realitas merupakan inti dari strategi. Tujuan serupa dengan mimpi, bangunlah dan hadapi realitas. Intinya adalah realitas pasar. Lebih baik menjadi yang pertama daripada menjadi yang lebih baik, itulah realitas bukan khayalan. “Meskipun para CEO tidak bisa melakukan semua hal dewasa ini, satu hal yang harus selalu mereka perhatikan adalah ralitas pasar. Jika salah satu pakar pemasaran Anda menemui Anda dengan membawa sebuah produk baru, tanyakan berapa banyak produk serupa yang telah terlebih dahulu ada di pasar. Lalu desak dia untuk menjelaskan mengapa konsumen mau membeli produk tersebut, bukan produk-produk pesaing. Jika jawabannya tidak memuaskan, kirimkan kembali ke ruang kerjanya. Tetapi sebelum dia pergi, ingatkan dia bahwa salah satu hukum pertama dari positioning adalah Lebih baik menjadi yang pertama daripada menjadi yang lebih baik. Itulah realitas bukan khayalan. Tujuan serupa dengan mimpi. Bangunlah, dan hadapi realitas “kata Jack Trout. “Pemasaran terlalu penting untuk diserahkan kepada departemen pemasaran” kata almarhum David Packard, salah satu pendiri Hewlett-Packard.Sumber Artikel : M.suyanto
0 komentar: on "BANGUN DAN HADAPI REALITAS"
Posting Komentar